Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Mei 2015

Aplikasi Smartphone Untuk Konsultasi Diabetes

GaplekNews - Dalam kurun waktu setahun, penderita diabetes melonjak sebanyak 600 ribu orang.

Data International Diabetes Federation 2014, Indonesia menempati posisi ke-5 negara dengan jumlah diabetesi (penderita diabetes) tertinggi, yakni 9,1 juta jiwa dan akan terus meningkat setiap tahunnya.

Jumlah ini setara dengan populasi penduduk Jakarta. Jika tidak dicegah, jumlah penderita diperkirakan mencapai 21 juta pada 2030 mendatang.

Sebagai upaya pencegahan diabetes, Soy Joy meluncurkan buku berjudul Diabetes and Me. Sesuai judulnya, buku ini berisi edukasi mengenai pentingnya mengenal diabetes, serta penanganan jika anggota keluarga mengalami diabetes.

Tak hanya itu, buku ini juga disertai resep-resep masakan yang aman untuk dikonsumsi penderita diabetes.

Selain buku, kita juga dapat melakukan konsultasi diabetes dengan mudah. Caranya, dengan aplikasi bernama Dokter Diabetes New Version.

Aplikasi yang diluncurkan sejak Juni 2014 ini kini hadir dengan beberapa fitur baru yang semakin memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi seputar diabetes.

Fitur Live Chat dengan dokter spesialis yang menjadi unggulan aplikasi ini kini hadir lebih lengkap dengan penambahan dokter syaraf dan edukator diabetes. Ditambah fitur Check Up Records, yang memungkinkan pengguna melaporkan kadar gula darah, tensi darah, makanan yang dikonsumsi serta berat badan untuk dianalisis para dokter.

Selain itu, ada juga forum diabetes yang menjadi wadah bagi pengguna aplikasi untuk berdiskusi dengan pengguna lainnya.

Sejak diluncurkan, aplikasi ini telah diunduh 30 ribu orang. Bagi pengguna smartphone Android dan iOS, dapat mengunduh aplikasi ini di Playstore dan Appstore.

Sabtu, 22 November 2014

Google Tantang Developer Bikin Aplikasi Kesehatan

Gaplek News - Google berupaya memperkenalkan platform Google Fit miliknya dengan mengumumkan kompetisi membuat aplikasi bagi para pengembang pada Selasa, 18 November. Kompetisi bertajuk Google Fit Developer Challenge itu merupakan hasil kerja sama mereka dengan Adidas, Polar dan Withings.

"Kami mengundang Anda untuk membuat dan memamerkan sebuah aplikasi, atau memperbarui aplikasi yang ada, yang terintegrasi dengan Google Fit," kata Google melalui blog resmi.

Google menetapkan 17 Februari 2015 sebagai batas akhir pendaftaran aplikasi. Sesudah itu, juri akan memilih hingga enam aplikasi baru dan aplikasi lama sebagai pemenang.

Google menjanjikan, aplikasi pemenang akan dipamerkan kepada pengguna Android di seluruh dunia melalui Google Play Store, sedangkan posisi kedua akan mendapat bermacam hadiah, termasuk perangkat pintar dari Google, Adidas, Polar, dan Withings.

Kemenkes Buat Aplikasi Pengawasan Penyakit

Gaplek News - Perubahan iklim sudah disadari bakal berdampak pada kesehatan masyarakat. Untuk itu, Kementerian Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungannya tengah mengembangkan sebuah model pengawasan dampak iklim itu melalui sebuah platfrom aplikasi.

Aplikasi ini memang belum final dan masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan.

Model pengawasan ini mengumpulkan data penyakit yang kerap terjadi di Puskemas. Data tren penyakit diambil dalam rentang lebih dari satu dekade sejak tahun 2000.

Harapannya, model pengawasan ini bisa menjadi langkah antisipasi masyarakat terhadap tren penyakit berdasarkan musim dan cuaca.

Pada platfrom yang ada, memang ditampikan wilayah kabupaten dengan riwayat penyakit yang ada dalam satu dekade. Tren itu akan muncul dalam tampilan grafik.

Model ini rencananya akan dikembangkan menjadi aplikasi baik di perangkat desktop dan mobile.

"Sementara ini desktop dulu. Kami mungkin akan bergerak ke aplikasi mobile, sebab servernya sudah ada di Jakarta, di kantor Percetakan Negara," kata Cahyorini, salah satu anggota tim peneliti ditemui di stan usai pembukaan Simposium Litbang Kesehatan Asia Pasifik di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa 18 November 2014.

Dalam platform yang ada, telah terisi daftar penyakit yang ada di suatu daerah. Sejauh ini, hanya lima penyakit yang terdaftar dari target 10 penyakit.

"Penyakitnya adalah kategori menular. Sementara ini masih lima penyakit, yaitu diare akut, malaria, pnemonia atau paru-paru basah, penyakit sejenis infleunza (ILI) dan suspek demam berdarah," kata dia.

Platfrom ini masih tahap ujicoba di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Bali dan Lampung.

Cahyorini menambahkan sejauh ini, model pengawasan digital ini baru tahap kompilasi data saja. "Nanti, dioverlay dengan peta GIS baru bisa bikin peta kerentanan," terang dia.

Ia menambahkan, model pengawasan kesehatan ini diambil dari data suhu dan cuaca BMKG, baik data penyakit pengawasan pusat dan penyakit iklim yang dimiliki Balitbang.

Dari situ data diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan gambaran pola penyakit menurut iklim nasional, provinsi dan kabupaten. Selanjutnya, data bisa diolah dalam grafik GIS.

"BMKG kan bisa prediksi cuaca. Nah, dengan data itu, dengan tren iklim bisa diprediksi sendiri penyakit yang akan datang," ujarnya. 

Selasa, 18 November 2014

Aplikasi Mobile Ini Bisa Tampilkan Makanan dan Minuman dengan 200 Kalori

Salah satu cara efektif untuk menurunkan berat badan adalah mengontrol porsi makanan untuk kurangi asupan kalori Sebuah aplikasi mobile bernama Calorific dilengkapi foto makanan dengan 200 kalori yang akurat.

Aplikasi ini menampilkan foto 144 makanan dan minuman berbeda. Ide ini bisa membantu masyarakat untuk mengenali jumlah kalori yang dikonsumsi tanpa perlu repot mengecek label kemasan dan menghitung jumlah kalori.

Menurut news.com.au (18/11/2014) takaran 200 kalori dipilih karena kurang lebih mencukup 10 persen rekomendasi asupan kalori per hari untuk orang dewasa. Semua makanan telah diteliti, ditimbang, lalu difoto sehingga orang dengan mudah mencari berdasarkan bahan makanan, berat, atau tipe makanan.

“Belajar memahami kalori cukup rumit dan mengetahui berapa banyak kalori dalam makanan bisa lebih sulit. Calorific menunjukkan wujud makanan dengan kandungan 200 kalori,” jelas Calorific dalam intro aplikasinya.

Seperti dilansir Mirror (18/11/2014) dalam daftar ada sayuran dengan takaran 200 kalori seperti jamur (909 gram) dan lettuce (1,43 kg). Buah alpukat (125 g, setengah buah), blueberry (350 gram), dan pisang (224 g, satu setengah buah).

Kecuali buah dan sayur, camilan manis dan dessert juga ditampilkan. 200 kalori ada dalam setengah (42 g) Bluberry Muffin, satu Eclair cokelat (40 g), setengah donat (53 gram), dan sepotong pie (252 g). Sementara itu satu sendok (31 gram) selai kacang dan 194 gram saus tomat mengandung 200 kalori.

Aplikasi ini sendiri bisa diunduh pengguna iPad secara gratis gratis, tapi harus membayar 1,99 Pound (Rp 37.945) untuk mengakses semua gambar. Professor Linda Tapsell dari University of Wollongong menyatakan aplikasi yang langsung menampilkan makanan dengan kandungan 200 kalori sangat membantu masyarakat mencegah obesitas.

“Kelebihan berat badan bukanlah hasil kesadaran makan berlebih, tapi kurangnya prioritas mempelajari mengenai makanan dan minuman. Sejak awal mengenal nilai kalori dalam satu hidangan adalah awal yang baik,” tutur Professor Linda Tapsell, Discipline Leader in Nutrition and Dietetics kepada Sydney Morning Herald (18/11/2014).

Gaplek Populer Week