Rabu, 15 April 2015

Kamusku, Aplikasi Kamus Populer Asal Bandung dengan 10 Juta Unduhan

GaplekNews - Aplikasi kamus bahasa Inggris – Indonesia, Kamusku, yang telah mencapai 10 juta unduhan.

Aplikasi kamus adalah salah satu jenis aplikasi yang paling banyak dicari pengguna smartphone. Tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh Kamusku, aplikasi kamus dua bahasa (Inggris – Indonesia) buatan pengembang asal Bandung, yang baru-baru ini mencapai jumlah 10 juta unduhan di Google Play Store.

Kepopuleran Kamusku disebabkan karena walaupun ukurannya kecil (6,6 MB), aplikasi ini bisa dipakai secaraoffline tanpa perlu akses internet. Perbendaharaan kata yang ada di dalamnya pun sangat lengkap, termasuk kata-kata yang kurang populer digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika ada kata yang tidak terdapat dalam kamus ini, pengguna bisa memakai layanan Bing Translator untuk mencarinya secara online.

Aplikasi Kamusku dibuat oleh pengembang asal Bandung, Kodelokus, yang didirikan oleh Muhammad Ikhsan dan Yogie Adrisatria. Keduanya merupakan alumnus Teknik Informatika ITB.

“Saya dan Yogie melihat bahwa di tahun 2012 – 2013 sedang booming tren smartphone sehingga kami ingin membuat perusahaan yang khusus bergerak di aplikasimobile. Pendekatannya dengan membuat aplikasi-aplikasi dengan demand yang lumayan banyak,” kata Ikhsan kepada InfoKomputer.

Selain aplikasi Kamusku, contoh aplikasi lain yang sudah dibuat Kodelokus antara lain Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Arab Indonesia, Autotext, Kuis Logo Indonesia, Prayer Time (penanda waktu salat bagi umat Islam), Qibla (penunjuk arah kiblat bagi umat Islam), Hijri Calendar (kalender Hijriyah), dan Doa Harian Muslim.

Aplikasi Prayer Time sudah diunduh lebih dari 1 juta kali, Hijri Calendar lebih dari 400 ribu kali, Kamus Arab Indonesia lebih dari 320 ribu kali, serta Doa Harian Muslim lebih dari 240 ribu kali.

“Mungkin ini yang membedakan kami dengan pengembang lain. Banyak pengembang yang pragmatisbanget; membuat aplikasi yang demand-nya banyak tapi tidak bisa men-deliver aplikasi yang bagus. Atau kebalikannya, idealis banget dengan membuat aplikasi sesuai visinya, tapi sayang pasarnya sedikit,” papar Ikhsan.

“Kodelokus mencoba bersikap pragmatis, tapi tetap punya visi untuk bisa membuat company branding. Jadi, kami selalu membuat aplikasi dengan tidak asal-asalan dan selalu di-maintain,” sambungnya.

Saat ditanya mengenai model bisnis yang digunakan, Ikhsan mengaku masih mengandalkan cara standar, yaitu melalui pemasukan dari iklan. Sebetulnya mereka juga menyediakan aplikasi versi premium (berbayar) dan in-app purchase (pembelian di dalam aplikasi), tapi porsinya masih kecil dari sisi pemasukan.

“Dari aplikasi yang ada, perusahaan kami sudah bisa bertumbuh walau sedikit demi sedikit. Rencana ke depan, kami akan shifting strategi dengan membuat aplikasi yang sifatnya berlangganan (subscribe). Tapi, strategi sebelumnya masih tetap dieksekusi,” pungkas Ikhsan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar