GaplekNews - Google Play Store selama ini dicap sebagai pasar liar jika dibandingkan App Store kepunyaan Apple Inc, namun hal ini akan berubah.
Google akan mensyaratkan peninjauan aplikasi oleh manusia—bukan mesin—sebelum merilisnya serta memakai sistem pemeringkatan baru berbasis usia. Keduanya dirancang untuk lebih mengendalikan aplikasi yang disediakan Play, sehingga mereka tidak melanggar kebijakan Google. Pengguna, terutama yang masih muda, juga akan mendapatkan aplikasi dan game yang sesuai.
Dalam sebuah tulisan blog, Selasa, Google mengatakan satu tim ahli telah mulai meninjau semua aplikasi sebelum dirilis “untuk melindungi komunitas lebih baik dan memperbaiki katalog aplikasi.” Dengan ini, Google pun lebih cepat mengetahui pelanggaran kebijakan pengembang.
Sebelumnya, Google merilis aplikasi terlebih dulu, baru memakai software untuk memeriksa masalah. Perusahaan telah menarik beberapa app dari Google Play setelah dirilis. Tahun lalu, Google menarik aplikasi bernama “Disconnect Mobile” lantaran bentrok dengan app lain.
Dengan perubahan ini, Google kian menyamai pendekatan Apple, yang mengerahkan sebuah tim guna memeriksa setiap konten dan fungsi app—beserta pembaruannya—sebelum diperbolehkan tampil di App Store.
Software dari Google sanggup menelusuri foto-foto dalam aplikasi dan game yang tidak mematuhi kebijakannya, kata Purnima Kochikar, direktur pengembangan bisnis untuk Google Play. Menurutnya, sistem mesin ini kurang efektif dalam memeriksa situasi yang lebih rumit, seperti masalah hak properti intelektual.
Contohnya, aplikasi yang menawarkan tip dan trik bermain game lain terkadang ditandai sebagai pelanggaran hak cipta properti intelektual. Namun beberapa pengembang justru ingin aplikasi lain membantu pengguna game-nya. Review dari manusia dapat membantu memecahkan masalah seperti itu, kata Kochikar.
Google juga merilis sistem pemeringkat app dan game baru berdasarkan pengguna yang ditarget. Google memakai lisensi sistem pemeringkatan yang dikembangkan oleh International Age Rating Coalition, kelompok organisasi pengawas industri seperti Entertainment Software Rating Board (ESRB). Sistem pemeringkatan yang sama juga dipakai dalam videogame.
Peringkat ini didasarkan pada jawaban pengembang terhadap kuesioner konten. Jika pengembang tidak melengkapi kuesioner, aplikasinya akan ditandai “belum diperingkat” dan mungkin diblok di beberapa area atau untuk pengguna tertentu. Beberapa negara mewajibkan app diperingkat berdasarkan usia, menurut Eunice Kim, manajer produk Google Play.
Di Amerika Utara, ESRB menawarkan enam rating berbasis usia, dari EC (early childhood atau masa kanak-kanak awal) sampai AO atau adult only (khusus dewasa). Sebagian besargame mendapat E atau everyone (semua orang), termasuk permainan mobile yang kebanyakan menyasar pemain awam.
Belakangan ini, beberapa mobile game mulai menargetkan “gamer kelas berat,” kata Patricia Vance, presiden ESRB yang berbasis di New York. Pemain seperti ini “menginginkan permainan yang lebih susah, sehingga kontennya tak selalu sesuai untuk semua umur,” tambahnya.
Dengan memberikan peringkat untuk Google Play dan peritel aplikasi lain, ESRB ingin “menstandarkan alat yang selama ini dipakai pengguna untuk menentukan keputusan belanja mereka,” kata Vance.
Humas Apple menolak mengomentari perubahan kebijakan Google ini. Apple memiliki empat peringkat umur untuk App Store: 4+, 9+, 12+, dan 17+. Humas Apple mengatakan ratingaplikasi didasarkan pada penilaian mereka sendiri. Untuk membantu pengembang, Apple memberikan panduan berdasarkan rating dari ESRB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar