GaplekNews - Frustasi dengan tingginya biaya parkir mobil dan transportasi public mendorong sekelompok warga yang saling berteman di Australia Barat meluncurkan aplikasi ponsel baru yang memungkinkan warga saling ‘nebeng’ kendaraan dengan teman di media sosial.
Tahun 2020 mendatang diperkirakan akan ada lebih dari satu juta kendaraan yang bakal memadati jalan-jalan di Australia Barat. Karena itu seorang pengembang aplikasi, Ben Rattigan, menilai kebiasaan berbagi kendaraan dengan orang lain menjadi cara yang mendesak, murah dan jelas-jelas dapat mengurangi volume lalu lintas di jam-jam sibuk.
Kesadaran inilah yang kemudian mendorong Rattigan dan enam orang temannya ini menciptakan aplikasi yang dinamakan Hitch A Ride app. Aplikasi ini mampu mengidentifikasi rute yang sama dikalangan pemakainya dan mengidentifikasi mereka yang bersedia memberikan tumpangan kepada pengguna aplikasi yang berminat.
"Jika saya butuh tumpangan ke suatu tempat maka saya akan log ini dengan menekan tombol ‘hitch/menumpang' dan kemudian aplikasi ini akan menunjukkan postingan dari semua orang, dan jika seseorang tengah mengarah kesana maka mereka bisa mengklik profil saya di media sosial dan kami mulai berbincang satu sama lain untuk mengatur lokasi pertemuan atau penjemputan,” kata Rattigan.
"Apakah Anda harus membayar atau tidak untuk layanan tumpangan itu terserah kesepakatan Anda dengan orang yang menjemput,”
"Tapi 9 dari 10 orang yang menggunakan aplikasi ini mengaku tidak perlu harus membayar tapi Anda mungkin mendapati yang menjemput adalah seorang mahasiswa yang butuh uang untuk patungan membayar uang bensin jadi selalu ada kemungkinan itu,” katanya.
Aplikasi ini berbeda dengan forum nebeng lainnya di internet karena hanya menghubungkan Anda dengan pengguna yang berada di lingkatan pertemanan mereka sendiri di media sosial, jadi bukan orang asing.
"Aplikasi ini menghubungkan Anda dengan jejaring sosial Anda dan orang yang Anda ingin untuk berkendara bersama,” kata Rattigan.
Namun tidak seperti halnya transportasi public atau supir taksi, mereka yang menawarkan memberikan tumpangan tidak menjadi subjek pemeriksaan otoritas transprortasi.
Ini mengundang kekhawatiran dari lembaga pengawas kendaraan Australia Barat, RAC.
"Australia Barat terus berkembang, begitu juga populasinya dan semakin banyak orang yang berkendara untuk pergi dan pulang kerja," kata Manager Perusahaan RAC, Will Golsby.
"Terutama pada jam-jam sibuk ada kesempatan untuk mencari tahu bagaimana kita bisa mengajak orang berkendara bersama dari dan menuju kesana itu harus dilakukannya secara efisien dan dalan aturan yang berkelanjutan,”
"Apa yang hendak kami dorong kepada semua otang adalah jika mereka hendak menggunakan bentuk teknologi ini adalah untuk memastikan mereka nyaman didalam mobil tidak hanya dari segi keamanan tapi juga persepektif keamanan berkendara,”
Dia mengatakan bahwa asalkan dilakukan dengan aman, menumpang atau nebeng mobil memang dapat memberikan solusi langsung yang layak untuk mengatasi masalah kemacetan di Australia Barat dan karenanya kebiasaan ini perlu lebih digalakan.
Menteri Transportasi, Dean Nalder mengatakan cara menumpang yang khusus semacam ini sudah diterapkan di Sydney, Melbourne dan Brisbane dan sedang dipertimbangkan untuk Perth, tetapi hanya akan diperkenalkan sebagai bagian dari strategi transportasi yang lebih luas untuk kota Perth.
Dia juga memperingatkan risiko pilihan berkendara dengan cara berbagi kendaraan berbasis aplikasi seperti ini penumpang mungkin tidak akan dijamin oleh asuransi jika terjadi kecelakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar