Gaplek News - Perubahan iklim sudah disadari bakal berdampak pada kesehatan masyarakat. Untuk itu, Kementerian Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungannya tengah mengembangkan sebuah model pengawasan dampak iklim itu melalui sebuah platfrom aplikasi.
Aplikasi ini memang belum final dan masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan.
Model pengawasan ini mengumpulkan data penyakit yang kerap terjadi di Puskemas. Data tren penyakit diambil dalam rentang lebih dari satu dekade sejak tahun 2000.
Harapannya, model pengawasan ini bisa menjadi langkah antisipasi masyarakat terhadap tren penyakit berdasarkan musim dan cuaca.
Pada platfrom yang ada, memang ditampikan wilayah kabupaten dengan riwayat penyakit yang ada dalam satu dekade. Tren itu akan muncul dalam tampilan grafik.
Model ini rencananya akan dikembangkan menjadi aplikasi baik di perangkat desktop dan mobile.
"Sementara ini desktop dulu. Kami mungkin akan bergerak ke aplikasi mobile, sebab servernya sudah ada di Jakarta, di kantor Percetakan Negara," kata Cahyorini, salah satu anggota tim peneliti ditemui di stan usai pembukaan Simposium Litbang Kesehatan Asia Pasifik di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa 18 November 2014.
Dalam platform yang ada, telah terisi daftar penyakit yang ada di suatu daerah. Sejauh ini, hanya lima penyakit yang terdaftar dari target 10 penyakit.
"Penyakitnya adalah kategori menular. Sementara ini masih lima penyakit, yaitu diare akut, malaria, pnemonia atau paru-paru basah, penyakit sejenis infleunza (ILI) dan suspek demam berdarah," kata dia.
Platfrom ini masih tahap ujicoba di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Bali dan Lampung.
Cahyorini menambahkan sejauh ini, model pengawasan digital ini baru tahap kompilasi data saja. "Nanti, dioverlay dengan peta GIS baru bisa bikin peta kerentanan," terang dia.
Ia menambahkan, model pengawasan kesehatan ini diambil dari data suhu dan cuaca BMKG, baik data penyakit pengawasan pusat dan penyakit iklim yang dimiliki Balitbang.
Dari situ data diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan gambaran pola penyakit menurut iklim nasional, provinsi dan kabupaten. Selanjutnya, data bisa diolah dalam grafik GIS.
"BMKG kan bisa prediksi cuaca. Nah, dengan data itu, dengan tren iklim bisa diprediksi sendiri penyakit yang akan datang," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar