GapleNews - Ribuan pengguna Facebook Inc menerima pesan mengganggu sekitar dua tahun silam: Mereka terancam didepak keluar dari Facebook, lantaran media sosial itu menduga kuat pengguna bersangkutan adalah robot atau menggunakan nama palsu. Supaya bisa kembali mengaktifkan akun, pengguna mesti membuktikan mereka adalah manusia tulen.
Sebetulnya, Facebook tahu sejumlah besar pengguna adalah pengguna yang sah. Pesan hanyalah tes untuk memperkuat sistem anti-penipuan di jejaring sosial itu. Akhirnya, tak satu pun pengguna yang secara permanen kehilangan akses ke Facebook.
Eksperimen tersebut merupakan program tim Pengetahuan Data Facebook, sebuah kelompok yang terdiri atas sekitar 36 peneliti. Mereka mendapat akses terhadap salah satu kumpulan data yang paling kaya sedunia: pergerakan, buah pemikiran, serta emosi dari 1,3 miliar pengguna Facebook.
Kelompok yang tak banyak diketahui itu berada di bawah sorotan pekan ini, menyusul laporan soal eksperimen kontroversial. Dalam percobaan tahun 2012, Facebook memanipulasi news feed nyaris 700.000 pengguna, sehingga news feed mereka hanya menampilkan posting yang positif atau negatif. Hasil penelitian menunjukkan status positif akan menular ke pengguna lain, begitu juga sebaliknya dalam kasusposting negatif.
Dalam kunjungan ke India pada Rabu, Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg menyatakan kajian itu merupakan "bagian dari penelitian perusahaan guna menguji beberapa produk" dan "tak dikomunikasikan dengan baik."
Sesudah menerima umpan balik atas penelitian itu, kata perusahaan, "Kami berfokus pada proses ini demi mendorong kemajuan lain."
Hingga kini, kelompok Pengetahuan Data Facebook beroperasi dengan leluasa tanpa banyak batasan, menurut mantan anggota tim dan peneliti di luar perusahaan. Di suatu universitas, sekelompok peneliti umumnya mesti meminta persetujuan dari orang-orang yang akan diteliti.
Tetapi Facebook lain. Facebook mengandalkan kesepakatan berupa Ketentuan Layanan, yang harus disetujui pengguna untuk bisa membuat akun media sosial itu. Pada saat penelitian berlangsung, dokumen tersebut menyebutkan data sewaktu-waktu bisa digunakan untuk mengembangkan produk Facebook. Dalam Ketentuan Layanan Facebook kini tertulis: Data pengguna bisa digunakan untuk penelitian.
"Tak ada proses tinjauan," kata Andrew Ledvina, peneliti data Facebook dari Februari 2012 hingga Juli 2013. "Siapa pun dalam tim itu bisa melakukan tes," papar Ledvina. "Mereka selalu berupaya mengubah perilaku masyarakat."
Menurut Facebook, perusahaan telah menerapkan panduan yang lebih ketat untuk tim Pengetahuan Data selepas studi emosi itu. Terhitung sejak awal tahun ini, penelitian di luar uji coba produk rutin juga harus dikaji sebuah panel khusus, yang terdiri atas 50 pakar internal, termasuk ahli keamanan data dan informasi pribadi. Facebook menolak untuk memberikan nama-nama anggota panel.
Penelitian perusahaan yang diterbitkan dalam jurnal akademis juga menerima beberapa masukan tambahan dari pakar internal. Beberapa di antaranya tergabung dalam tim Pengetahuan Data, kata Facebook, lagi-lagi tanpa memberikan nama anggota.
Juru bicara Facebook menyatakan, perusahaan masih mempertimbangkan perubahan tambahan terkait kebijakan penelitian mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar