Rabu, 02 Juli 2014

Manipulasi Data Pengguna, Facebook Terancam Denda Rp10,2 Miliar

Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg (Ilustrasi)

GaplekNews - Facebook kini tengah menghadapi investigasi dari otoritas data di Inggris. Sebabnya berawal dari studi emosi psilokogi hampir 700 ribu pengguna Facebook pada dua tahun lalu. 

Studi yang dilakukan Facebook secara diam-diam diduga kuat telah melanggar hak privasi pengguna situs jejaring sosial tebesar di dunia. 

Melansir Mashable, Rabu 2 Juli 2014, Komisi Informasi Inggris tengah menginvestigasi apakah perusahaan media sosial itu telah melanggar hukum data pengguna. 

Namun mengingat Kantor Pusat Facebook Eropa berada di Dublin, Irlandia, komisi itu berencana berkoordinasi dengan kelompok pelindung privasi data di Irlandia terkait hal itu. 

Investigasi Komisi Informasi tak dapat dianggap enteng. Sebab lembaga itu bisa memaksa organisasi untuk mengubah kebijakan perusahaan dan mendenda sampai US$857 ribu setara Rp10,2 miliar. 

Memang jumlah ancaman denda itu tak memberatkan bagi Facebook. Sebab, perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu telah meraup pendapatan US$2,5 miliar setara Rp 29,7 triliun pada kuartal terakhir. 

"Jelas orang-orang terganggu dengan studi itu dan kami mengambil tanggungjawab. Kami ingin melakukan hal yang lebih baik di masa depan serta meningkatkan prosess kami yang berbasis umpan balik (pengguna)," jelas juru bicara Facebook dalam pernyataanya. 

Situs media sosial itu merasa studi yang dilakukan sudah tepat untuk melindungi informasi pengguna. "Dan kami senang untuk merespon setiap pertanyaan dari regulator," jelas jubir itu. 

Facebook Tak Melanggar

Sementara pakar privasi di Amerika Serikat melihat dalam kasus ini, Facebook mungkin tak melanggar hukum.

Sebab laporan awal merujuk pada Kebijakan Penggunaan Data Facebook, tertera ketentuan Facebook bisa menganalisa, mengujicoba dan meriset data, sebagai caya perusahaan untuk mengolah data pengguna. 

Tapi laporan Forbes menemukan, ketentutan kebijakan pengolahan data pengguna di Facebook, ternyata muncul 4 bulan setelah studi manipulasi emosi pengguna dilangsungkan. 

Dikabarkan sebelumnya,  Facebook tengah menghadapi kecaman atas inisiatif studi data penggunanya yang dilakukan secara diam-diam pada 2012 lalu. 

Studi itu memotret ungkapan emosi pada News Feed dari 689 ribu pengguna Facebook. 

Pengguna dan pemerhati media sosial langsung mengkritik cara diam-diam Facebook itu, yang dianggap telah melanggar privasi pengguna.

Studi tersebut, menunjukkan Facebook memanipulasi News Feed pengguna untuk mengendalikan ekspresi emosi yang disampaikan pengguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar